Kamis, 22 Oktober 2009

Khutbah Nikah

Kamis, 22 Oktober 2009 |

“ Di antara tanda – tanda keagungan Alloh ialah, Dia menciptakan bagimu, dari jenismu sendiri, pasangan - pasangannya, supaya kamu hidup tenteram bersamanya. Dan dijadikan Alloh bagimu cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya dalam hal itu ada tanda - tanda bagi orang - orang yang mau berpikir (QS: 30:21) 

Ayat ini ditempatkan Alloh pada rangkaian ayat tentang tanda - tanda kebesaran Alloh di alam semesta tentang tegaknya langit, terhamparnya bumi, jatuhnya air hujan, gemuruhnya halilintar, dan keajaiban penciptaan manusia. Dengan ayat ini Alloh ingin mengajarkan kepada kita betapa Ia dengan sengaja menciptakan kekasih yang menjadi pasangan hidup manusia. 
Diciptakan Alloh bumi dengan segala yang ada di atasnya – samudera luas, bukit tinggi, rimba belantara, rembulan dan gemintang, diturunkan-Nya hujan, ditumbuhkan-Nya pepohonan, dan disirami-Nya tetanaman; semuanya untuk kebahagiaan manusia. 

Tetapi, Alloh Yang Maha Tahu memberikan lebih daripada itu. Diketahui-Nya getar dada kerinduan hati. Dia tahu betapa sering kita memerlukan seseorang yang mau mendengar bukan saja kata yang diucapkan, melainkan juga jeritan hati yang tidak terungkapkan. Yang mau menerima segala perasaan tanpa pura - pura, prasangka dan pamrih. Karena itu diciptakanNya seorang kekasih. Alloh tahu, pada saat kita diharubiru, dihempas ombak, diguncang badai, dan dilanda duka,, kita memerlukan seseorang yang mampu meniupkan kedamaian, mengobati luka, menopang tubuh lemah, dan memperkuat hati tanpa pura – pura, prasangka dan pamrih. Karena itu diciptakanNya seorang kekasih. Alloh tahu, kadang - kadang kita berdiri sendiran lantaran keyakinan atau mengejar impian. Kita memerlukan seseorang yang bersedia berdiri disamping kita tanpa pura - pura, prasangka, dan pamrih. Karena itu diciptakanNya seorang kekasih. 
Supaya hubungan antara pencinta dan kekasihnya itu menyuburkan ketenteraman, cinta dan kasih sayang, Alloh menetapkan suatu ikatan suci, yaitu akad nikah. Dengan dua kalimat yang sederhana, ijab dan Kabul, terjadilah perubahan besar; yang haram menjadi halal, yang maksiat menjadi ibadat, kekejian menjadi kesucian, dan kebebasan menjadi tanggung jawab. 
Maka nafsu pun berubah menjadi cinta dan kasih sayang. Begitu besarnya perubahan ini sehingga Al Qur’an menyebut akad nikah sebagai mitsaqan ghalizha (perjanjian yang berat). Hanya tiga kali kata ini disebut dalam Al Qur’an. Pertama ketika Alloh membuat perjanjian dengan para Nabi dengan Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad saw (QS : 33 : 7). Kedua ketika Aloh mengangkat Bukit Thur di atas kepala Bani Israil dan menyuruh mereka bersumpah setia di hadapan Alloh (QS: 4: 154). Dan ketiga ketika Alloh menyatakan hubungan pernikahan. 

Saudara-saudariku, 
Karena itu, peristiwa yang baru saja terjadi ini bukanlah peristiwa kecil di hadapan Alloh. Akad nikah yang baru saja Anda lakukan berdua sama tingginya dengan perjanjian para Rasul, sama dahsyatnya dengan perjanjian Bani Israil di bawah bukit Thur yang bergantung di atas kepala mereka. Peristiwa akad nikah tidak saja disaksikan oleh kedua orang tua, saudara - saudara dan sahabat - sahabat Anda, tetapi juga disaksikan oleh para malaikat di langit yang tinggi dan terutama sekali disaksikan oleh Alloh Penguasa alam semesta. 
Bila Anda sia - siakan perjanjian ini, bila Anda ceraikan ikatan yang sudah terbuhul, bila Anda putuskan janji yang sudah terpatri, Anda bukan saja harus bertanggung jawab kepada mereka yang hadir saat ini. Anda juga harus bertanggung jawab di hadapan Alloh Robul ‘alamin. 
Rasulullah saw. Bersabda : 
“Laki - laki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Wanita adalah pemimpin di rumah suaminya, dan ia harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. (Bukhari Muslim) 
Karena itu, Rosulullah mengukur baik buruknya seseorang dari cara dia memperlakukan keluarganya. 
“Yang paling baik di antara kamu adalah yang paling baik dan paling lembut terhadap keluarganya” 
Mengapa Alloh dan RasulNya mewasiatkan agar kita memelihara akad nikah yang suci ini? Mengapa kebaikan manusia diukur dari cara dia memperlakukan keluarganya? Mengapa suami dan istri harus mempertanggungjawabkan peran yang dilaksanakan mereka di hadapan Allah ? Jawabnya sederhana: Karena Allah tahu bahwa kebahagiaan dan pendiertaan manusia sangat bergantung pada hubungan mereka dengan orang - orang yang dicintai mereka, yakni dengan keluarganya. “Bila di dunia ini ada surga,” kata Marie von Ebner-Eschenbach’ “surga itu ialah pernikahan yang bahagia. Tetapi Bila di dunia ini ada neraka, neraka itu adalah pernikahan yang gagal.” Para psikolog menyebutkan persoalan rumah tangga sebagai penyebab stress yang paling besar dalam kehidupan manusia. 
Karena itulah, Islam dengan penuh perhatian mengatur urusan rumah tangga. Sebuah ayat pernah diturunkan dari langit hanya untuk mengatur urusan pernikahan antara Zainab bin Haritsah. Sebuah surat turun untuk mengatur urusan rumah tangga seluruh kaum Muslimin. Ribuan tahun yang silan, di Padang Arafah, di hadapan ratusan ribu umat Islam yang pertama, Rasulullah saw. menyampaikan khotbah perpisahan. Perhatikanlah apa yang diwasiatkannya pada hari itu. 
“Wahai manusia, takutlah kepada Allah akan urusan wanita. Sesungguhnya kamu telah mengambil mereka sebagai istri dengan amanat Allah. Kami halalkan kehormatan mereka dengan kalimah Allah. Sesungguhnya kamu mempunyai hak atas istrimu, dan istrimu pun mempunyai hak atas kamu. Ketahuilah, aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik terhadap istri kalian. Mereka adalah penolong kalian. Mereka tidak memilih apa-apa untuk dirinya, dan kamu pun tidak memilih apa – apa dari diri mereka selain itu. Jika mereka patuh kepadamu, janganlah kamu berbuat aniaya terhadap mereka” (HR. Muslim dan Turmudzi) 
Izinkahlah saya menyampaikan amanat, pertama kepada Saudara yang kini harus memikul wasiat Nabi pada Haji Wada. 
Saudaraku, hari ini, dengan nikmat dan inayat Allah swt. anda sampai pada saat yang paling indah, paling bahagia, tetapi juga paling mendebarkan dalam kehidupan Anda. Saat paling indah, sebab mulai pagi ini cinta tidak lagi berbentuk impian dan khayalan. Saat yang paling bahagia, sebab akhirnya Anda berhasil mendampingi wanita yang Anda cintai. Saat yang paling mendebarkan, sebab mulai saat ni Anda memikul amanat Allah untuk menjadi pemimpin keluarga. 
Kalau pada saat ini dada Anda berguncang, darah Anda berdebur, dan suara Anda bergetar, itu adalah pertanda Anda tebah memasuki babak baru dalam kehidupan Anda. Dahulu Anda adalah manusia bebas yang boleh pergi sesuka Anda. Tetapi sejak hari ini, bila Anda belum juga pulang setalah larut malam, di rumah anda ada seorang perempuan lembut yang tidak bisa tidur karena mencemaskan Anda. Kini bila berhari - hari Anda tidak pulang tanpa berita, di kamar Anda ada seorang perempuan lembut yang akan membasahi bantalnya dengan liangan air mata. Dahulu bila Anda mendapat musibah, anda hanya mendapat ucapan turut berduka cita dari sahabat - sahabat anda. Tetapi kini, seorang istri akan bersedia mengorbankan apa saja agar anda meraih kembali kebahagiaan anda. Anda sekarang mempunyai kekasih yang diciptakan Allah untuk berbagi suka dan duka dengan Anda. 
Saudaraku, wanita yang duduk di sisi Anda bukanlah segumpal daging yang dapat anda kerat dengan tidak semena-mena, dan bukan pula budak belian yang dapat anda perlakukan sewenang-wenang. Ia adalah wanita yang dianugerahkan Allah untuk membuat hidup anda lebih indah dan lebih bermakna, Ia adalah amanat Allah yang akan Anda pertanggungjawabkan di hadapanNya 
Nabi saw. Bersabda : 
“Ada dua dosa yang akan didahulukan Allah siksanya di dunia ini juga, yaitu al baghyu dan durkaha kepada orang tua (HR. Turmudzi, Bukhari dan Thabrani) 
Al baghyu adalah berbuat sewenang-wenang, berbuat zalim dan menganiaya orang lain. Dan al-baghyu yang paling dimurkai Allah ialah berbuat zalim terhadap istri sendiri. Termasuk al-baghyu ialah menelantarkan istri, menyakiti hatinya, merampas kehangatan cintanya, merendahkan kehormatannya, mengabaikannya dalam mengambil keputusan, dan mencabut haknya untuk memperoleh kebahagiaan hidup bersama anda. Karena itulah Rasulullah saw. mengukur tinggi rendahnya martabat seorang laki-laki dari cara ia bergaul dengan istrinya. Nabi saw. Bersabda: 
“Tidak memuliakan wanita kecuali laki - laki yang mulia. Tidak merendahkan wanita kecuali laki – laki yang rendah juga.” 
Rasulullah adalah manusia paling mulia. Dan Aisyah bercerita bagaimana Rasul memuliakannya : 
“Di rumah” kata Aisyah “Rasulullah melayani keperluan istrinya, memasak, menyapu lantai, memerah susu, dan membersihkan pakaian.” 
Dia memanggil istrinya dengan gelaran yang baik. Setelah Rasulullah saw. meninggal dunia, ada beberapa orang menemui Aisyah, memintanya agar menceritakan perilaku Nabi saw. Air matanya berderai, kemudian dengan nafas panjang ia berkata “Kana kullu amrihi ajaba” (Ah, semua perilakunya indah). Ketika didesak untuk menceritakan perilaku Rasul yang paling mempesona, Aisyah kemudian mengisahkan bagaimana Rasul yang mulia bangun di tengah malam dan meminta izin kepada Aisyah untuk salat malam. “Izinkan aku menyembah Tuhanku.” ujar Rasulullah saw kepada Aisyah. Bayangkan Saudara, sampai untuk salat malam saja beliau meminta izin istrinya. Di situ berhimpun kemesraan, kesucian, kesetiaan dan penghormatan. 
Saudaraku, kalau saya harus menyimpulkan nasihat saya kepada Anda, saya hanya ingin mengatakan: Muliakan istri Anda begitu rupa sehingga kelak, bila Alloh menakdirkan Anda meninggal lebih dahulu, lalu kami tanyai istri Anda tentang perilaku Anda, ia akan menjawab seperti Aisyah: “ Ah,.. semua perilakunya indah, menakjubkan” 

Saudaraku, dengan izin Anda, perkenankanlah saya sekarang menyampaikan wasiat Rasulullah saw kepada wanita di samping anda. 
Rasul yang mulia bersabda : 
“Seandainya aku boleh memerintahkan manusia bersujud kepada manusia lain, akan aku perintahkan istri untuk bersujud kepada suaminya karena besarnya hak suami yang dianugerahkan Allah atas mereka (HR. Abu Dawud, Al-Hakim dan At-Turmudzi) 
Banyak istri menuntut agar suaminya membagiakan mereka. Jarang terpikirkan bagaimana ia berusaha membahagiakan suami. Cinta dan kasih sayang tumbuh dalam suasana “memberi,” bukan “mengambil”. Cinta adalah sharing, saling berbagi. Anda tidak akan memperoleh cita kalau yang anda tebarkan adalah kebencian. Anda tidak akan memetik kasih sayang kalau yang Anda tanam adalah kemarahan. Anda tidak akan meraih ketenangan bila yang Anda suburkan dendam dan kekecewaan. 
Saudariku, Anda boleh memberi apa saja yang Anda miliki. Tetapi, buat suami Anda, tidak ada pemberian istri yang paling membahagiakan selain hati yang selalu siap berbagi kesenangan dan penderitaan. Di luar rumah, suami Anda boleh jadi diguncangkan dengan berbagai kesulitan. Di luar rumah, ia menemukan wajah-wajah tegar, mata – mata tajam, ucapan yang kasar, dan pergumulan hidup yang berat. Ia ingin ketika ia pulang ke rumah, di situ ditemukannya wajah yang ceria, mata yang sejuk, ucapan yang lembut, dan berlindung di dalam keteduhan kasih sayang Anda. Seperti cerita Putri Salju-nya Andersen, suami Anda ingin mencairkan seluruh beban jiwanya dengan kehangatan air mata yang terbit dari samudera kasih sayang Anda. Rasul yang mulia bersabda : 
“Istri yang paling baik ialah yang membahagiakanmu bila kamu memandangnya, yang mematuhimu bila kamu menyuruhnya, dan memelihara kehormatan dirinya dan hartamu bila kamu tidak ada” (HR. Thabrani) 
Rasul yang mulia bersabda bahwa surga terletak dibawah telapak kaki kaum ibu. Apakah rumah tangga yang Anda bangun hari ini akan menjadi surga atau neraka, bergantung kepada Anda sebagai ibu rumah tangga. Rumah tangga akan menjadi surga bila di situ Anda hiaskan kesabaran, kesetiaan, dan kesucian, Allah berfirman : 
“(Wahai kaum wanita), ingatlah ayat-ayat Allah dan al-hikmah yang dibacakan di rumah-rumah kamu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang dan Maha Mengetahui.”(Q 33:34) 
Saudariku, kelak bila perahu rumah tangga Anda bertubrukan dengan kerikil tajam, bila impian remaja telah berganti menjadi kenyataan yang pahit, bila bukit-bukit harapan diguncang gempa cobaan, kami ingin melihat Anda tetap teguh di samping suami Anda. Anda tetap tersenyum walaupun langit makin mendung. Pada saat seperti itu mungkin tidak ada yang paling menyejukkan suami Anda selain melihat pemandangan yang mengharukan. Ia bangun di malam hari. Didapatinya Anda tidak ada di sampingnya. Tetapi, kemudian ia mendengar suara yang dikenalnya betul. Di atas sajadah, di atas lantai yang dingin, ia menyaksikan seorang wanita bersujud. Suaranya gemetar. Ia sedang bermohon agar Allah menganugerahkan pertolongan bagi suaminya. Pada saat seperti itu suami Anda akan mengangkat tangan ke langit, dan bersamaan dengan tetes-tetes air matanya ia berdoa: “Ya Allah, karuniakan kepada kami istri dan keturunan yang menentramkan hati kami, dan jadikanlah kami penghulu orang-orang yang taqwa” 
Pernah suatu saat Aisyah bercerita setelah Kadijah meninggal dunia: 
“Hampir setiap kali Rasulullah saw akan keluar rumah, beliau menyebut Khadijah seraya memujinya. Sehingga, pada suatu hari, ketika beliau menyebutnya lagi, timbul rasa cemburuku, dan kukatakan kepadany : Bukankah ia hanya seorang wanita yang sudah tua, sedangkan Allah telah memberi Anda pengganti yang lebih baik daripada dia? Mendengar itu Rasulullah SAW kelihatan amat marah, sehingga bagian depan rambutnya bergetar karenanya. Lalu beliau berkata: Tidak, demi Allah! Aku tidak mendapat pengganti yang lebih baik daripada dia…! Dia beriman kepadaku ketika orang-orang masih dalam kekafiran. Dia menaruh kepercayaan padaku ketika orang-orang lain mendustakanku. Dia membantuku dengan harta ketika tidak seorangpun selain dia bersedia memberiku sesuatu. Dan Allah telah menganugerahkan keturunanku daripadanya, dan tidak dari istri-istriku yang lain” (Al-Hadis) 
Saudariku, andaikan ditakdirkan Allah Anda meninggal dunia lebih dahulu, lalu kami menemui suami anda, dan kami tawarkan pengganti Anda, pada saat itu suami Anda akan bergetar marah dan dan seperti Rasul yang mulia, ia berkata “Demi Allah, tidak ada yang dapat menggantikan dia. Dia yang memperkuat hatiku ketika aku hampir putus asa. Dia mempercayaiku ketika semua orang menjauhiku. Dia memberikan ketulusan hati ketika semua orang mengkhianatiku.” Bila itu yang terjadi, berbahagialah Anda, saudariku, karena Rasulullah bersabda : 
“Bila seorang wanita meninggal dunia, sedangkan suaminya ridha sekali dengan tingkah lakunya ketika ia masih hidup, maka wanita itu masuk surga” 

Saudariku-saudariku, hadirin dan hadirat, 
Marilah kita antarkan kedua mempelai pada kehidupan mereka yang baru. Kepada mereka berdua ingin kita amanatkan firman Allah swt. “Berbekallah kalian, sesungguhnya bekal yang paling baik adalah taqwa” (Q: 2:197). Marilah kita berdoa untuk mereka: 
“Ya, Allah pagi ini dua hamba-Mu yang dhoif mematri janji di hadapan kebesaran-Mu. Kami tahu, tidak mudah bagi mereka untuk memelihara ikatan suci ini dalam naungan ridha dan maghfiroh-Mu. Kami tahu, amat berat bagi mereka untuk mengayuh perahu rumah tangga mereka menghadapi taufan godaan di hadapan mereka. Karena itulah kami datang memohon rahman dan rahimMu. 
Tunjukilah mereka jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi kenikmatan, bukan jalan orang-orang yang Engkau timpai kemurkaan, bukan pula jalan orang-orang yang tenggelam dalam kesesatan. Sinarilah hati mereka dengan cahaya petunjukMu. Terangilah jalan mereka dengan sinar taufikMu. Kalau Engkau berkenan menganugerahkan nikmatMu atas mereka, bantulah mereka untuk banyak berzikir dan bersyukur atas nikmatMu. Hindarkan mereka dari kealpaan orang-orang yang terlena dalam kemewahan dunia. Lembutkan mereka untuk merasakan curahan rahmatMu. Bimbinglah mereka untuk membagikan anugerahMu kepada hamba-hambaMu. 
Bila Engkau berkenan memberikan ujian atas mereka, berikan bagi mereka keteguhan hati dan kesabaran, lalu bangunkan mereka di tengah keheningan malam. Gerakkan bibir-bibir mereka untuk menyebut nama-namaMu yang suci. Basahkanlah sajadah mereka dengan air mata kekhusyukan ketika mereka merintih di hadapan rahman-rahimmu. Jadikanlah saat-saat seperti ini sebagai saat yang paling menentramkan hati mereka. 
Ya Allah, tunjukkan kepada mereka jalan yang benar itu benar, dan berikan kepada mereka kemampuan untuk mengikutinya. Dan tunjukkan kepada mereka jalan yang sesat itu sesat, dan berikan kepada mereka kemampuan untuk menjauhinya. 
Ya Allah, mereka telah berniat untuk melaksanakan amanatMu dengan seluruh kemampuan mereka. Cintakan iman pada mereka, dan hiaskan iman itu pada jantung mereka. Bencikan mereka akan kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan. Jadikan mereka diantara orang-orang yang mendapat hidayahMu 
Ya Allah, indahkan rumah mereka dengan kalimat-kalimatMu yang suci. Suburkan mereka dengan keturunan yang membesarkan asmaMu. Penuhi hidup mereka dengan amal saleh yang Engkau ridhai. Jadikanlah mereka, ya Allah teladan yang indah bagi manusia. 
Ya Allah, damaikanlah pertengkaran di antara kami, pertalikan hati kami, dan tunjukkan kepada kami jalan-jalan keselamatan. Selamatkanlah kami dari kegelapan kepada cahaya. Jauhkanlah kami dari kejelekan yang tampak maupun yang tersembunyi. Ya Allah, berkatilah pendengaran kami, penglihatan kami, hati kami, suami(istri) kami, keturunan kami, dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Pengasih. 


Disarikan dari: Khutbah-khutbah di Amerika karya Jalaluddin Rachmat


Related Posts



2 komentar:

Anonim mengatakan...

thank u pak tino! bagus banget artikelnya, sampe brebes bacanya! -sweety-

Abu Ihsan Sutino mengatakan...

sampai brebes apa sampe tegal mbak sweety? he..he.. Alhamdulillah jika postingan ini bermanfaat

My Family

Advertisement

Adsense Indonesia
 

Search on web

RDS FM Solo Streaming

Browser tidak support