
Sudahkah kita sering berkunjung untuk menghilangkan rindunya
yang dulu dikandungnya dengan susah payah
dilahirkan dengan bertaruh nyawa
disusui dengan segenap kasih sayangnya
ibu,
beliau yang pertama terbangun ketika dulu kita menangis di tengah malam
yang bersegera mengganti popok basah kita agar kita segera merasakan kenyamanan
yang merelakan menaruh piringnya demi membersihkan buang air besar kita
yang senantiasa berjaga dibelakang kita ketika kita berlatih berdiri
dengan sabar beliau lakukan walau letih menyusupi seluruh tubuhnya
bapak,
beliau yang menghitam kulitnya untuk mencukupi makan minum kita
yang merahasiakan penyakitnya demi membayar biaya sekolah kita
yang rela menghinakan diri kepada orang lain demi keberhasilan kita
dengan tegar beliau lakukan meski harus berhadapan dengan siapapun juga
kini,
setelah kita berhasil menjadi sosok yang diharapkannya
kebanyakan kita justru lupa
untuk mengunjunginya selalu saja terhalang kesibukan bisnis kita
tercegah cuti yang tidak jadi kita lakukan karena kepadatan pekerjaan kita
bahkan untuk menyempatkan menelfonnya pun kadang waktu kita tidak ada
sementara,
setiap hari kita bisa berwajah manis pada rekan bisnis, kolega, rekan kerja, atasan, bawahan
setiap hari terbiasa telefon, sms dengan teman sesama alumni, teman kuliah kita
setiap pekan atau bahkan lebih dari itu terbiasa berkumpul dengan teman sehobi kita
saudaraku,
mereka tidak mengharap balas jasa dari kita
mereka sekedar rindu untuk bertemu dengan kita
sekedar ingin tahu kabar kebahagiaan kita
selagi kesempatan masih ada
bersegeralah untuk memperhatikannya
bersegeralah untuk mengunjunginya
bersegeralah untuk membahagiakannya
karena kesempatan itu belum tentu masih panjang
suatu saat pasti kita harus berpisah dengannya




0 komentar:
Posting Komentar