Rabu, 25 November 2009

Curhat - BERI AKU SUAMI

Rabu, 25 November 2009 |

dr. Yossie

Perawan Tua. Sebutan itu begitu menakutkan bagi setiap perempuan, terutama mereka yang bekerja dan lulusan perguruan tinggi, yang sebelumnya menolak menikah dengan alasan studi atau karir. Hasilnya tragis, karena mereka harus menjalani hidup tanpa pernikahan. Seperti penuturan dr. Yossie -sebut saja begitu- wanita asal Sumatera Selatan ini.

Sebagai wanita yang tambuh di kota, aku memimpika gelar tertinggi dalam dunia pendidikan. Juga, tak bisa dipungkiri, aku juga ingin hidup sebagai seorang istri dan ibu di masa datang. Akan tetapi, pada waktu itu dunia pendidikan merupakan prioritas di atas segalanya hingga aku menolak keinginan untuk segera menikah.
Aku akhirnya sukses menggondol dua gelar sarjana kedokteran dari sebuah perguruan tinggi ternama di Jakarta. Dengan gelar itu, berakhirlah jerih payah perjalanan studiku selama ini.
Kini muncul masalah baru, aku mulai dilanda kesepian. Aku sadar bahwa aku sangat ingin berumah tangga. Pintu lamaran memang telah dibuka oleh orangtuaku. Namun, setiap kali seorang pemuda memberanikan diri untuk maju, ia segera mundur karena persyaratan dan kriteria yang ditetapkan oleh aku dan orangtua. Orangtuaku sangat menyayangiku, dan demi menghormati suatu hak, mereka tak ingin memaksakan sesuatu yang tidak aku maui.
Delapan tahun sudah gelar dokter kusandang. Kini aku telah melewati ambang usia tiga puluhan. Tiga tahun lalu, suatu kejutan terjadi, ketika pelamar terakhir datang. Kebetulan ia memenuhi segala kriteria sebagi calon suamiku.
Tapi rupanya ia juga punya hak menetapkan kriteria calon istrinya. Karena itu tak heran kalau ia juga mundur setelah tahu usiaku sebenarnya. Bahkan dengan terus terang ia katakan, "Aku tak ingin seorang perempuan yang usianya sekarang dengan usia manopausenya hanya tersisa sedikit saja".
Tampaknya, aku harus mengalami kenyataan pahit. Aku sadar, bahwa usiaku kini memasuki kriteria perawan tua. Dulu aku yang menetapkan sejumlah syarat dan kriteria semasa usia keeamasanku, aku sedikit jual mahal karena posisiku pantas untuk itu. Kini, justru para pria yang menetapkan sejumlah syarat dan kriteria kepadaku.
Pukul tujuh pagi adalah waktu yang sangat menyesakkan dan selalu membuatku menangis. Aku naik kendaraan dan menyetir sendiri pergi ke tempat praktekku, sebuah puskesmas di Cibinong, Bogor. Tempat praktekku itu bagaikan penjara sekaligus kuburanku. Sesampai di tempat praktek, aku jumpai para perempuan dengan anak-anak mereka yang telah menantiku. Anak-anak itu memanggil ibu mereka :"mama ... mama ..." Sebutan itu begitu nikmat di telingaku. Mereka memandang jubah putihku seakan-akan busana sutera dari Persia. Padahal bagiku, jubah itu bagaikan pakaian berkabung.
Aku memasuki ruang kerjaku, lalu kukalungkan stetoskop. Alat ini sepertinya seutas tali yang mencekik leherku. Mendekati usia empat puluh, "tali" itu seperti makin kencang melilit leherku. Memang, pendidikan telah membekaliku wawasan dan pengetahuan. Akan tetapi, setiap wawasan dan pengetahuan itu bertambah, bertambah pula kenginanku menjadi seorang istri dan ibu.
Profesi dan pekerjaan memang telah memberiku harta yang cukup. Rumah, mobil, berwisata dan mencari kesenangan bisa kulakukan dengan uang yang ada. Tapi saat ini kusadari, bahwa kebahagiaan seorang perempuan adalah perkawinan. Setiap kali aku melihat seorang perempuan bersama anak-anaknya, aku selalu bertanya-tanya kepada diriku, "Mengapa aku dilarang dari kenikmatan itu?" Para istri yang telah memiliki semua kenikmatan itu : suami dan anak-anak. Sudihkah kalian membagi sedikit saja kenikmatan itu dengan ku? Jika kalian mau membagi, ambillah semua ijazahku, piagam penghargaanku, gelarku, jubah putihku, semua harta dan kesenangan semuku dan berikan aku suami, lalu perdengarkan kepadaku panggilan : ‘Duhai Mama'!.

Sumber: www.poligamiindonesia.com


Related Posts



1 komentar:

Niken mengatakan...

Yah..serba salah memang..
maunya cari yang sreg di hati..tp tak kunjung tiba..sementara umur trus bertambah.
Mending cari yang baik hati dan mau berkerja keras..tanpa perlu liat latar belakang orang tersebut apalagi tampang.
salam kenal dari ku @sewa mobil.

My Family

Advertisement

Adsense Indonesia
 

Search on web

RDS FM Solo Streaming

Browser tidak support