Rabu, 18 November 2009

Masih mengeluhkah kita saat turun hujan sore nanti?

Rabu, 18 November 2009 |

Kebanyakan orang (kalau saya tidak salah menyimpulkan) hampir selalu saja mengeluh ketika hujan turun saat jam pulang kerja tiba. Karena saya sering kali mendengar langsung apa yang mereka katakan.

Tidakkah kita sadari bahwa dengan lantaran itu kita bisa menikmati sesuap nasi saat makan siang bersama rekan-rekan kerja kita nanti. Dengan lantaran itu pula malam nanti ada yang dihidangkan untuk kita nikmati bersama keluarga. Dengan lantaran itu pula ada yang kita suapkan ketika anak kita berucap, “Umi, Ihsan lapar… Ihsan mau makan...”

Orang jawa bilang, “yo amargo lantaran udan iku tuwuh kang sarwo tinandur.” (tidak perlu translate kan?).

Tidakkah kita perhatikan lantaran itu pula orang tua dan saudara-saudara kita di desa mendapatkan rizki. Lantaran itu pula mereka membiayai sekolah kita. Lantaran itu pula dahulu mereka menyuapi kita, ya… kita yang sekarang ini.

Saudaraku,
Marilah kita sejenak menengok di depan kantor kita, betapa Pak Mie Ayam sepanjang jam kerjanya kehujanan. Sedangkan kita kehujanan hanya pada saat pulang kerja. Itupun kita sudah persiapkan jas hujan. Sebagian kita yang diberi kelebihan rizki dapat menikmati perjalanan tanpa tersengat terik matahari, tanpa terguyur hujan. Itupun telah mereka siapkan payung di mobilnya. (Boleh dicek, hampir setiap mobil pribadi ada payung di dalamnya).

Sembari berjalan pulang nanti, mari sedikit kita amati para penjual makanan yang mendorong gerobaknya, mereka terus kehujanan, bahkan tidak jarang sepanjang malam. Ada bahkan seseorang yang profesinya sebagai sopir becak, dia bekerja untuk mencukupi kebutuhan anak dan istri tercintanya dengan basah kuyup, karena untuk beli jas hujanpun dia tidak mampu.

Saudaraku,
Sepantasnyalah kita untuk lebih banyak bersyukur. Sepantasnyalah untuk lebih tidak mengeluh ketika hujan turun.

Sore nanti ketika hujan turun, keluhan apa yang spontan kita ucapkan, atau terbersit kita cercakan dalam hati? Bergembiralah manakala tidak ada lagi semua itu.

Note:
Buka kembali QS Al Baqoroh ayat 22.
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui.


Related Posts



0 komentar:

My Family

Advertisement

Adsense Indonesia
 

Search on web

RDS FM Solo Streaming

Browser tidak support