Senin, 31 Januari 2011

Setialah Bersamanya!

Senin, 31 Januari 2011 |



Berikut kisah teladan yang dapat kita ambil hikmahnya, tentang arahan Nabi Ibrahim untuk puteranya, Nabi Ismail dalam hal memilih pendamping yang baik, yang bisa mensyukuri atas segala keadaan yang menjadi ketetapan dariNya. Disarikan dari tulisan Anung Umar di Oase Iman Era Muslim. Semoga bermanfaat.

Setelah sekian lama tak berjumpa dengan istri dan anaknya tercinta, Ismail عليهما السلام, kini Nabi Ibrahim عليه السلام mendapatkan kesempatan untuk bertemu keduanya. Tak bisa dibayangkan bagaimana gembiranya beliau ketika itu.

Akan tetapi, tatkala kakinya menginjak kota Mekah, alangkah terkejutnya beliau ketika mendengar bahwa ibu Ismail yang juga istrinya tercinta sudah dahulu dipanggil Rabbnya, sedangkan Ismail yang dahulu ditinggalkan dalam keadaan masih mungil ternyata sudah dewasa dan sudah menikah.

Beliau pun bertanya kepada orang-orang yang ada di Mekah tentang rumah Ismail عليه السلام , akhirnya ditunjukkanlah letak rumah ismail عليه السلام . Maka beliau pun mendatanginya.

Sesampainya di depan pintu, beliau mengucapkan salam. Terdengar jawaban dari dalam rumah dan pintu pun dibuka lalu keluarlah seorang wanita yang ternyata ia adalah isteri Ismail عليه السلام . Nabi Ibrahim عليه السلام bertanya kepadanya tentang Ismail عليه السلام . Ia menjawab bahwa ismail عليه السلام sedang berburu untuk makan sehari-hari keluarga.

Kemudian beliau bertanya tentang kehidupan rumah tangganya sehari-hari. Ia menjawab, “Kami dalam keadaan yang tidak baik, kami hidup susah dan sengsara. “ Istri Ismail عليه السلام berkeluh kesah kepada Nabi Ibrahim عليه السلام . Kemudian beliau pun menitip pesan untuk anaknya, “Kalau datang suamimu, sampaikanlah salam dariku dan katakan kepadanya hendaknya ia mengganti bendul/kayu pintu sebelah bawahnya. “ Beliau pun pamit dan pergi.

Tatkala Ismail pulang dari berburu, ia seperti merasakan ada orang yang berkunjung. Ia pun bertanya kepada istrinya, “Apakah ada orang yang datang ke sini tadi? “ Istrinya menjawab, “Ya, tadi ada orang tua yang ciri-cirinya begini dan begitu, dia bertanya tentangmu, maka aku kabarkan tentang kepergianmu. Kemudian ia bertanya juga tentang kehidupan rumah tangga kita, lalu aku kabarkan kepadanya kalau kita hidup susah dan sengsara. “

Ismail bertanya, “Apakah ia memberikan sesuatu pesan kepadamu?“ ia menjawab, “Ya, ia memintaku untuk menyampaikan salam untukmu kemudian ia berpesan untukmu, ‘gantilah bendul pintumu!’ Ismail kaget lalu berkata, “Itu bapakku, ia memerintahkanku untuk menceraikanmu, kalau begitu kembalilah kamu ke keluargamu. “ Maka ismail pun menceraikannya, lalu ia menikah lagi dengan wanita lain.

Tidak beberapa lama Ibrahim pun berkunjung kembali ke rumah Ismail. Dan kembali, ia tidak menjumpainya. Ia hanya mendapati isterinya di rumah. Ia pun bertanya tentang Ismail. Perempuan itu menjawab, “Ia sedang keluar berburu untuk makan sehari-hari keluarga “ Kemudian beliau bertanya, “Bagaimana keadaan kalian? “

Perempuan itu menjawab, “Kehidupan kami sehari-hari baik dan lapang.“ Wanita itu memuji Allah lalu menceritakan tentang kehidupan rumah tangga yang ia jalani dengan lancar. Setelah mendengar penuturannya, Nabi Ibrahim berkata kepadanya, “Kalau datang suamimu, sampaikanlah salam dariku untuknya dan mintalah dia untuk mempertahankan bendul pintunya. “

Tatkala Ismail pulang dari berburu, ia merasakan seperti kejadian sebelumnya. Seperti ada orang yang berkunjung ke rumahnya. Ia pun bertanya kepada istrinya, “Apakah ada orang yang datang ke sini tadi?“ Istrinya menjawab, “Ya, tadi ada orang tua yang penampilannya baik-istrinya memuji orang itu- , ia bertanya tentangmu, maka aku kabarkan tentang kepergianmu. Kemudian ia bertanya juga tentang kehidupan rumah tangga kita sehari-hari, lalu aku kabarkan kepadanya kalau kehidupan kita baik-baik saja. “

Ismail bertanya, “Apakah ia memberikan sesuatu pesan kepadamu?“Ia menjawab, “Ya, ia menyampaikan salam untukmu dan memerintahkanmu untuk mempertahankan bendul pintumu.’ Ismail kaget lalu berkata, “Itu bapakku,yang ia maksudkan bendul itu adalah kamu, ia memerintahkanku untuk mempertahankanmu. “ Ini sepenggal kisah dari hadits yang panjang riwayat Bukhari no: 3364

Dalam kisah di atas terdapat pelajaran tentang dua wanita berbeda dalam satu keadaan. Mereka sama-sama memiliki suami yang baik, sama-sama prihatin dan sama-sama 'menderita' dalam kehidupan rumah tangga mereka. Akan tetapi yang satu merasa sengsara dan berkeluh kesah tentang kehidupan yang ia jalani sedangkan yang satu lagi merasa bahagia dan bersyukur atas kehidupan yang ia jalani. Tidak syak lagi, ini menunjukkan perbedaan kualitas antara keduanya.

Laki-laki yang saleh tentu lebih pantas untuk mendapatkan wanita yang salehah, dan wanita salehah lebih pantas pula untuk mendapatkan laki-laki yang saleh. Nabi Ismail adalah seorang nabi yang tentu saja lebih dari sekedar orang yang saleh semata. Karena itu, tidaklah salah kalau Nabi Ibrahim menginginkan pula orang yang mendampingi anaknya adalah wanita yang lebih dari sekedar salehah saja.

Dari arahan Nabi Ibrahim kepada anaknya Ismail untuk menceraikan istrinya yang satu dan mempertahankan istri yang lain, bisa dipahami bahwa wanita yang memiliki sifat istimewa seperti itu adalah wanita yang mampu bertahan hidup bersama pasangannya dalam keadaan apapun, ia siap menerima suaminya, baik dalam suka maupun duka. Ia bersyukur tatkala kehidupan rumah tangganya sejahtera dan bersabar tatkala kehidupan rumah tangganya diguncang duka dan nestapa. Istri yang seperti itulah yang memiliki point lebih, melebihi sekedar salehah saja.


Related Posts



0 komentar:

My Family

Advertisement

Adsense Indonesia
 

Search on web

RDS FM Solo Streaming

Browser tidak support